Senin, 22 November 2021

Pasang Surut Reog Ponorogo, Sempat Kena Imbas Politik serta Diakui Malaysia

 


Reog Ponorogo ialah salah satu kesenian Indonesia yang masih lestari. Tetapi siapa sangka, dalam perkembangannya, reog Ponorogo pernah hadapi pasang surut akibat imbas politik.

 

Mengutip harian Verleden yang ditulis Sururil Mukarromah serta Shinta Devi I. S. R, Reog Ponorogo pernah tumbuh dengan tidak baik pada masa pemerintahan Kolonial Belanda. Perihal ini lantaran reog dikira selaku kesenian yang hendak bawa pengaruh merugikan untuk penjajah.

 

Kebijakan yang terbuat pemerintah kolonial membuat perkumpulan reog di desa- desa jadi tidak terorganisir. Dampaknya, terjalin persaingan antar kelompok yang memunculkan korban.

 

Pada masa penjajahan Jepang, Reog Ponorogo apalagi lenyap. Seniman- senimannya tidak menampakkan diri sebab pementasan reog dilarang serta ditakutkan berperan buat memobilisasi massa.

 

Perkumpulan reog baru dapat berkembang lagi sehabis Indonesia merdeka. Pementasannya mulai dicoba kembali pada 1950. Sayangnya, kala itu reog banyak dimanfaatkan buat kepentingan politik.

 

Pada masa kejayaan partai politik pada 1950 sampai 1959, banyak partai yang menggunakan kesenian ini buat menarik massa pendukung. Walaupun ada kesenian lain di Ponorogo semacam odrot serta samroh, reog merupakan kesenian yang sangat banyak menarik atensi.

 

Partai yang memakai reog dalam kampanye politik antara lain PKI, NU, serta PNI. Sehabis dicoba pemilu, partai- partai tersebut kesimpulannya mendapatkan suara paling banyak.

 

Pasca meletusnya kejadian G- 30 S, PKI dinyatakan selaku partai terlarang. Kejadian tersebut menimbulkan terbunuhnya banyak anggota perkumpulan Barisan Reog Ponorogo( BRP) kepunyaan PKI.

 

Pembantaian besar- besaran terhadap perkumpulan reog terjalin di Desa Somoroto. Sepanjang 3 tahun selanjutnya, masyarakat enggan memainkan reog sebab khawatir dikira simpatisan PKI.

 

Reog baru berani menampakan diri pada 1969, diisyarati dengan pertunjukan kesenian ini dalam kegiatan penutupan PON VII di Surabaya. Pada 1977, terjalin pembuatan organisasi INTI( Insan Taqwa Illahi) buat mempersatukan unit- unit reog yang terdapat di seluruh daerah Ponorogo.

 

INTI tidak masuk dalam partai politik serta tidak memihak siapapun. Sehabis bermacam upaya pembinaan, reog sukses hadapi pergantian ke arah yang lebih baik.

 

Reog Ponorogo juga pernah ramai diberitakan diakui selaku kesenian Malaysia pada kisaran 2007.

 

Mengingat akibat organisasi politik terhadap reog, pemerintah Ponorogo menghasilkan peraturan yang melarang kepemilikan organisasi reog oleh partai politik. Saat ini, reog Ponorogo sudah jadi kesenian nasional yang kerap dipakai selaku fasilitas mempromosikan pariwisata Indonesia.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terkadang kita diuji bukan untuk menunjukkan kelemahan kita, tetapi untuk menemukan kekuatan kita."

Facebook

Wawancara Pengusaha Muda Sukses Peternak Unggas Bebek

  Narasumber     : M. Naufal Nafis Alamat               : Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo Naufal Nafis ialah pet...

Post Top Ad

LightBlog

Cari Blog Ini

Post Top Ad

Your Ad Spot

Post Top Ad

Your Ad Spot

Author Details

??? ??? ??? ?????? ?? ??? ????? ????? ??? ??????? ????? ?????? ????? ?????ً،??? ???? ???? ?????? ?? ???? ??? ?????? ???? ????? ?? ?? ???? ?? ????? ?? ???????? ???? ????? ??? ??????? ????? ???? ?? ????، ??? ???? ???? ?? ??? ?????? ??? ?? ????? ??? ????? ??? ???? ????? ?? ?????، ??? ????، ??? ????، ?? ??? ??? ?????. ???? ????? ???ً ?????ً ??????ً.

Ad Home

BANNER 728X90

Random Posts

Social Share

Recent comments

Music

Subscribe for New Post Notifications

Send Quick Message

Nama

Email *

Pesan *

Text

Ad Banner

Popular Posts

Most Popular

FEATURED POSTS