Di suatu malam yang dingin disertai hujan yang deras
aku dan sahabatku yang bernama Nafis berteduh di gedung sanggar kursus
berbahasa inggris, sekian lama kami berada di sana hujan tak kunjung reda. Aku
mulai merasakan masuk angin perutku terasa kembung tetapi aku menahannya.
Sahabatku yang melihatku gelisah mencoba memegang kakiku yang sangat dingin
“Kakimu dingin banget ini” sambil menggosokkan telapak tangannya. ”udah nggak
papa kok” aku mencoba meyakinkannya. Nafis merasa tak enak hati sesekali ia
meminta maaf kepadaku “Maafin aku ya sa.. gara gara aku kamu jadi basah kuyup
kaya gini” “Iya nggak papa kali won.. biasa aja” jawabku.
Karena terlalu lama menunggu hujan reda aku merasa
ngantuk, Nafis yang pada saat itu melihatku menguap menahan kantuk berkata
“Kamu ngantuk? ya udah tidur aja, aku jagain!”. Aku mulai merasa tidak enak karena
terlalu menyusahkan Nafis dan aku pun berkata “Enggak kok, aku nggak ngantuk”. Nafis
pun mulai kesal karena Nisa selalu berbohong dengan keadaan yang sebenarnya ia
rasakan “Kamu kenapa sih, kamu nggak mau ngerepotin aku? udah lah aku nggak
merasa direpotin kok”.
Dan akhirnya Nisa bersandar di kursi sedangkan Nafis duduk
di bawah sambil melihat wajah Nisa sesekali ia menjahili Nisa dengan memberi
senter ke arah wajah Nisa. Ia pun merasa kesal dan berkata “Woo.. apaan sih
ganggu orang mulu aku mau tidur, dasar masmiw!!! ” Nafis pun tertawa dan terus
mejahili Nisa “Kamu sangar kalau marah hehe..” Nafis pun kembali membuka
matanya sambil menjawab “Senang ngeliat orang menderita saat kutolong”.
Setelah itu Nisa semakin kedinginan dan Nafis pun memegang tangan Nisa dan berkata “Nis.. aku takut kamu sakit gara-gara kena air hujan”. ”udah santai ae lah..” jawab Nafis sambil meyakinkan Nisa.
Setelah itu Nisa semakin kedinginan dan Nafis pun memegang tangan Nisa dan berkata “Nis.. aku takut kamu sakit gara-gara kena air hujan”. ”udah santai ae lah..” jawab Nafis sambil meyakinkan Nisa.
Beberapa jam kemudian hujan tak juga reda Nisa dan Nafis
pun berniat untuk pulang saja dari pada menunggu hujan sama sekali “Duh... kok hujannya
nggak reda ya? udah wes pulang ae” ujar Nisa. “Kamu yakin Nis ?” tanya Nafis.
“Ya yakin lah won..” jawab Nisa.
Nafis dan Nisa pun menuju ke motor mereka “Kuhitung
sampai tiga ya 1, 2, 3, lariiiii…” mereka pun menaiki motor dan pulang ke
rumah.
Beberapa minggu setelah kejadian itu entah mengapa Nafis
ingin memberikan sebuah hadiah untuk Nisa awalnya Nafis bertanya kepada salah
satu teman Nisa di sekolah yang bernama Rike “Rik… kamu tau nggak jual bunga di
mana? kalau yang asli di mana kalau jual bunga palsu juga di mana? Terus bagusnya
bunga asli atau bunga palsu ya?”. Rike pun menjawab “Kalau menurutku sih ya
lebih baik kamu kasih dia bunga palsu aja biar bisa disimpan dan tahan lama” Nafis
pun bertanya lagi “terus pesannya sama siapa?”. “kalau masalah itu mah gampang
pesan aja sama Susan” ujar Rike. Setelah itu Nafis pergi ke rumah Susan untuk
memesan bunga setelah 1 jam lamanya akhirnya Nafis memilih bunga berwarna merah
dengan bucket yang berwarna hitam, setelah memesan bunga Badrun membeli coklat
untuk diberikan kepada Nisa.
Tanpa Sepengetahuan Nisa, tiba-tiba Rike dan Susan
mengirimi Nisa pesan singkat yang berisi “ciee yang bentar lagi bahagia” ujar
mereka berdua. Nisa yang tidak tahu mengenai rencana Nafis tersebut bingung dan
bertanya “Bahagia apaan? Kalian dapat pacar baru ya? alhamdulillah deh” setelah
Nisa membalas pesan mereka, Rike dan Susan tidak merespon balasan Nisa. Ketika Nisa
menghubungi Nafis, Nafis malah membuat Nisa merasa kesal.
Malam pun telah tiba terdengar suara motor yang
singgah di depan rumah Nisa, ia pun bergegas ke luar dan ternyata muncullah
seorang Nafis dengan bunga dan coklat di tangannya ketika itu Nafis berkata
“Ini bunga buat kamu, ya aku Cuma mau ngasih aja sih”
Nisa merasa malu pada saat itu wajahnya tampak memerah dengan malu-malu ia menerima bunga itu “Bunga? ini apaan ya aku nggak salah liat kan?”
Nafis pun Menjawab “Ya aku nggak tau juga itu apaan hahaha”. Nisa masih merasa bingung berulang kali ia bertanya “Kamu nda sakit kan ngasih aku kaya ginian?”. Nafis pun tersenyum dan berkata “Ya enggak lah, kamu nggak mau ya udah kuambil lagi aja. nih ada coklat juga buat kamu” pada saat itu Nisa merasa bahagia sekali dan itu adalah cerita yang tak terlupakan dalam hidupnya karena mendapatkan hadiah bunga dan coklat dari Nafis, ia rasa tidak semua yang jomblo akan merasakan sepinya kehidupan buktinya ia tidak punya pacar tetapi masih memiliki sahabat yang pengertian dan sayang kepadanya.
Nisa merasa malu pada saat itu wajahnya tampak memerah dengan malu-malu ia menerima bunga itu “Bunga? ini apaan ya aku nggak salah liat kan?”
Nafis pun Menjawab “Ya aku nggak tau juga itu apaan hahaha”. Nisa masih merasa bingung berulang kali ia bertanya “Kamu nda sakit kan ngasih aku kaya ginian?”. Nafis pun tersenyum dan berkata “Ya enggak lah, kamu nggak mau ya udah kuambil lagi aja. nih ada coklat juga buat kamu” pada saat itu Nisa merasa bahagia sekali dan itu adalah cerita yang tak terlupakan dalam hidupnya karena mendapatkan hadiah bunga dan coklat dari Nafis, ia rasa tidak semua yang jomblo akan merasakan sepinya kehidupan buktinya ia tidak punya pacar tetapi masih memiliki sahabat yang pengertian dan sayang kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar