Rujukan Utama Makna
Asmaul Husna
Ketika membaca dan
mencermati al-Qur’an, hamper seluruhnya membahas nama-nama dan sifat-sifat
Allah. Dalam setiap surat, bahkan setiap lembar, al-Qur’an menyebutkan
nama-nama terbaik dan sifat-sifat Allah yang utama, atau membincangkan
keagungan-Nya. Kadang-kadang nama-nama dan sifat-sifat itu disebutkan sebagai
penegasan bagi ayat-ayat yang mengulas soal al-wa’d
(janji) al-waid (ancaman), hokum
atau ayat-ayat tentang para penduata agama yang tersesat. Mengapa al-Qur’an banyak
menyebutkan nama-nama dan sifat-sifat Allah Swt.? Bukankah ini menunjukkan
urgensi nama-nama dan sifat-sifat tersebut? Dan tidakkah ini menunjukkan adanya
kewajiban yang harus kita lakukan berkaitan dengan keduanya? Kemudian, kita
juga menemukan banyak sekali ayat yang diakhiri dengan nama-nama dan
sifat-sifat Allah, yaitu sebagai penutup yang sesuai dengan makna yang
dimaksudkan ayat tersebut.
Allah Swt.
memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk berdo’a dengan menggunakan nama-nama
terbaik-Nya, “Hanya milik Allah asma’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya
dengan menyebut Asma’ul Husna itu.” Di banyak tempat dalam al-Qur’an Allah
bercerita tentang nabi-nabi yang memohon kepada-Nya dengan nama-nama dan
sifat-sifat-Nya.
Di dalam sunnah
disebutkan juga do’a Nabi Saw. yang menggunakan Asma’ul Husna. Di antaranya :
“Ya Allah. Sungguh
aku adalah hamba-Mu, putra hamba-Mu, putra umat-Mu. Ubun-ubunku ada dalam
genggaman-Mu. Kekuasaan-Mu atasku terus berlaku, ketetapan-Mu atas diriku
adalah keadilan. Aku memohon kepada-Mu dengan setiap nama milik-Mu, yang Engkau
namakan Dzat-Mu dengannya, atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yang
Engkau ajarkan kepada salah seorang makhluk-Mu, atau yang Engkau miliki dalam
pengetahuan gaib di sisi-Mu, untuk menjadikan al-Qur’an yang agung sebagai penerang
hatiku, cahaya dadaku, penghapus kesedihanku, dan mengusir gelisahku.”
Mengetahui Asma’ul
Husna merupakan jalan untuk mengagungkan Allah Swt. Jika seorang muslim
mengetahui bahwa Allah pemurah lagi maha mulia, maha pengampun lagi maha
penyayang, dan bahwa hukuman-Nya sangat pedih, jika ia mengetahui dan memahami
nama-nama Allah, niscaya pengagungan dan ketundukannya terhadap Allah Swt.
semakin kukuh sehingga ia merasakan bahagia di dunia dan akhirat karena dekat
kepada-Nya.
Jika seorang mukmin
mengetahui nama-nama terbaik Allah (Asma’ul Husna) ia akan memandang kecil
seluruh makhluk. Ia meyakini, tidak ada satu pun makhluk yang dapat menandingi
kebesaran Allah Swt. Karena mengetahui bahwa seluruh hamba berada dalam ‘genggaman’
Allah Swt. tidak mungkin seorang muslim berpaling dari Allah dan melakukan
kemaksiatan yang dilarang Allah Swt.
Allah memerintahkan
hamba-Nya untuk tadabbur terhadap ciptaan-Nya dan menghayati kitab-Nya. Sebab
semua itu adalah ayat Allah. Semuanya adalah jejak, tanda dan sarana yang bias
mengantarkan kita menuju-Nya dan mengenal-Nya.
Pengetahuan yang
paling mulia adalah pengetahuan akan keberadaan Allah (ma’rifat), kemerdekaan
paling mulia adalah bebas dari ketergantungan pada diri sendiri dan hawa nafsu.
Di dalam QS. Al-An’am/6:3 Allah berfirman, “Dan Dialah Allah (yang disembah),
baik di langit maupun di bumi. Dalam QS. Az-Zukhruf/43:19 disebutkan juga, “Dan
Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi. Dan,
Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Kedua ayat ini menegaskan
keharusan untuk mencapai tangga pengetahuan Allah secara utuh (ma’rifat). Yakni
mengenalinya sebagai Dzat yang disembah hingga setiap individu beribadah
kepada-Nya, mengenal hakikat perbuatan-Nya serta hokum-hukum dan perintah yang
ditetapkan-Nya.
Rangkuman seluruh
makna nama-nama Allah yang indah terpapar di seluruh ayat-ayat tersebut. Di untaian
kalimat Al-Qur’an, keindahan alam, keheningan malam dan dalam setiap organ
tubuh manusia beserta fungsinya. Seluruhnya adalah hal menakjubkan yang
menunjukkan bahwa kuasa Allah memang nyata adanya.